“Kafe bagi kami sekarang fungsinya hanya sebagai showroom, jadi kalau orang di antara banyak kopi icip-icip dulu bisa ke kafe, kalau concern atau fokusnya kami lebih ke roastery,” ujar Basuki ketika beritajateng.tv berkunjung, Kamis, 20 Juli 2023.
Dharma Boutique Roastery edukasi kopi kepada generasi muda
Sementara itu, Safarudin Al Ghazali, manager sekaligus barista Dharma Boutique Roastery mengatakan, konsep yang tempatnya tawarkan memang berbeda dengan kedai kopi kebanyakan. Bahkan tak jarang, ia menganjurkan pengunjung untuk membeli kopi yang masih berbentuk biji.
“Kami lebih menganjurkan dalam bentuk biji karena kalau digiling ada proses oksidasi yang mana rasa dan aroma kopi akan menurun,” jelasnya.
Selain itu, Safar melanjutkan, pihaknya menawarkan sensasi menikmati kopi dari berbentuk biji, mencium aromanya satu per satu, memilih, menggiling, hingga menyeduhnya menjadi secangkir kopi berkualitas. Hal tersebut semata-mata demi memberikan pengalaman terbaik kepada pengunjung terkait kualitas biji kopi yang akan mereka minum.
BACA JUGA: Tersembunyi di Dalam Gang, Kedai Chawan Jadi Hidden Gem Kuliner Rumahan Surakarta
“Kita juga ingin menyampaikan pesan enaknya minum kopi. Mengedukasi pelanggan juga bahwasanya meminum kopi itu seperti ini,” lanjutnya.
Sejatinya, Dharma Boutique Roastery memang enggan disebut sebagai kafe maupun kedai kopi. Mereka lebih senang orang kenali sebagai tempat penyangraian biji kopi. Sebab, tujuan utama mereka memang menyebarkan pengetahuan terkait biji kopi terbaik.
“Harapannya semakin maju, tapi di samping kami menjual kopi, kami ingin fungsi utama adalah edukatifnya yaitu untuk menularkan pengetahuan kami tentang kopi kepada generasi muda,” tandas Basuki. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi