SEMARANG, beritajateng.tv – Pinjaman online (pinjol) ilegal hingga paylater kini digandrungi masyakat luas. Tak terkecuali mahasiswa maupun kalangan muda lainnya untuk memenuhi gaya hidup.
Seperti yang terjadi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Menurut Rektor UMY Gunawan Budianto, terdapat 58 mahasiswanya yang terjerat hutang pinjol. Gunawan menyebut, uang hasil pinjol itu mayoritas mahasiswa gunakan untuk memenuhi gaya hidup.
Melihat tren ini, Pengamat Ekonomi asal Universitas Diponegoro (Undip) Esther Sri Astuti menilai perlunya literasi risiko keuangan terhadap masyarakat.
“Masalahnya mungkin kurang ada sosialisasi di kalangan mahasiswa agar mereka aware, kalau pinjaman online itu memang mudah tetapi bunganya mencekik. Mungkin mereka akan berpikir 2-3 kali untuk memperoleh pinjol,” tutur Asther saat beritajateng.tv hubungi, Rabu 13 September 2023.
Esther menilai, pengguna pinjol dari kalangan muda ini cenderung mencari pinjaman untuk memenuhi gaya hidup. Lantaran tak sedikit yang menunggak hingga berbulan-bulan tanpa membayar cicilan sama sekali.
BACA JUGA:Pengamat Ekonomi Ini Kritik Keras Pinjol: Proteksi Data Nasabah Nihil!
“Menurut saya itu yang utama lifestyle, karena kalau kita lihat, pinjol-pinjol itu kan banyak yang menunggak. Kalau mereka untuk usaha kan harusnya bisa memberikan cicilan kredit setiap bulannya, tetapi ini tidak,” akunya.
Platform Pinjol yang Mudah Kalangan Muda Akses
Lebih lanjut, kata Esther, perilaku kalangan muda ini didukung dengan kelebihan platform pinjaman online yang memudahkan masyarakat mendapat pinjaman secara mudah dan instan.
Pasalnya, peminjam hanya perlu melakukan aktivasi, verifikasi wajah, dan berfoto dengan kartu identitas tanpa perlu menyertakan jaminan untuk mendapatkan kredit.