Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Fenomena Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Semarang, Ini Penjelasannya

×

Fenomena Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Semarang, Ini Penjelasannya

Sebarkan artikel ini
fenomena tanpa bayangan
Sejumlah warga saat sedang membuktikan fenomena hari tanpa bayangan, Rabu 11 Oktober 2023. (Fadia Haris Nur Salsabila/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Wilayah Kota Semarang dan sekitarnya mengalami kulminasi atau ‘hari tanpa bayangan’ pada Rabu, 11 Oktober 2023. Fenomena tersebut disebabkan oleh posisi matahari yang berada di posisi paling tinggi di langit.

“Aku kira bayangannya bakal hilang sehilang-hilangnya, tapi ternyata masih ada bayangannya. Jadi kita masih agak bingung, mana yang betulan kulminasi, mana yang biasa,” kata Safira, salah satu warga Bulu Lor, Semarang Utara, Rabu 11 Oktober 2023.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Klas II Ahmad Yani Semarang, Winda Ratri menjelaskan fenomena hari tanpa bayangan di Kota Semarang terjadi sekitar pukul 11.25 WIB. Pada rentang waktu tersebut, bayangan beberapa objek akan tegak lurus dan bertumpuk dengan benda itu sendiri sehingga seolah menghilang, bukan benar-benar menghilang.

“Pada saat kulminasi matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenith. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat menghilang karena bertumpuk pada benda itu sendiri,” jelasnya.

BACA JUGA:Suhu Udara Kota Semarang Capai 38 Derajat Celcius, BMKG: Puncaknya Pertengahan Sampai Akhir Oktober

Winda sendiri mengungkapkan, fenomena hari tanpa bayangan juga terjadi di kota-kota lain, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Khusus untuk Jawa Tengah, fenomena ini terjadi pada 10 hingga 13 Oktober 2023.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa fenomena seperti ini biasanya hanya terjadi dua kali dalam setahun. Sementera periode ini adalah fenomena kedua di tahun 2023.

Fenomena kulminasi berbarengan dengan cuaca yang panas

Winda menyampaikan, salah satu dampak yang terjadi ketika kulminasi adalah benda menjadi tidak memiliki bayangan. Selain itu, akan terjadi pula kenaikan suhu, tetapi hal ini tidak signifikan.

“Puncak kulminasi bisa menyebabkan suhu tinggi. Pertumbuhan awan sangat minim sehingga cuaca cerah dan pemanasan matahari ke kita tentu akan intens itu juga mempengaruhi suhu,” jelasnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan