SEMARANG, beritajateng.tv – Sepuluh peserta tampil pada grand final Festival Dalang Anak dan Remaja Kota Semarang 2024, di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Rabu, 16 Oktober 2024.
Salah satunya Reiffel Priya Wahyana. Siswa kelas 5 di SD Islam Al-Azhar 14 Semarang itu tampak mahir berbahasa Jawa dan memainkan wayang kulit.
Namun siapa sangka, Reiffel pertama kali mengenal bahasa Jawa dari pedalangan. Di rumah, ia terbiasa menggunakan bahasa Indonesia. Sementara di sekolah, ia terbiasa berbahasa Inggris.
“Dulu lagi nonton televisi mau nyari kartun, tiba-tiba lewat acara wayangan, terus kok bagus, habis itu saya cari sanggar les dalang,” ungkap Reiffel.
Reiffel ialah salah satu dari sekian generasi muda di Semarang yang mungkin hampir tak mengenal budayanya.
Kabid Kebudayaan Disbudpar Kota Semarang, Sarosa, mengakui pelestarian seni budaya khususnya pedalangan di Kota Semarang masih tertinggal jauh dengan dua tetangga dekat, Yogyakarta dan Surakarta. Bisa dibilang, dua daerah tersebut “gudangnya para dalang”.
Oleh karenanya, kata Sarosa, pihaknya rutin menggelar Festival Dalang. Harapannya, pembinaan dan pelestarian seni pedalangan di Kota Semarang dapat terus meningkat.
“Jogja dan Solo memang gudangnya dalang. Tapi Semarang juga enggak mau kalah. Dengan pelaksanaan Festival Dalang tiap tahun, harapannya Semarang bisa mengejar ketertinggalan,” kata Sarosa.
Dua kategori festival dalang: anak dan remaja
Sarosa menuturkan, Festival Dalang ini merupakan salah satu kegiatan yang rutin berlangsung setiap tahunnya sejak tahun 2015 lalu.