Pemkot Semarang menggandeng lebih banyak peserta, mulai dari OPD, organisasi wanita, PHRI, PPJI camat se-Kota Semarang, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta instansi yang bergerak di sektor kesehatan.
Festival Pisang Legi
Masing-masing peserta stand membuat minimal 50 porsi untuk kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat di area Car Free Day (CFD) Simpanglima Semarang.
Sementara itu, Sekretaris Utama Badan Pangan Indonesia, Sarwo Edhy mengatakan, Bapanas mendukung kegiatan ‘Pisang Legi’ yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang ini.
“Konsepnya sudah jelas di sini, di mana kita memasak dari sumber pangan lokal, non beras dan non terigu. Apalagi Ibu Walikota Semarang juga mendemonstrasikan masakan pendamping beras yakni opor singkong yang bergizi namun mudah bikinnya,” kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy mengaku kagum dengan kreativitas Wali Kota Semarang yang mengkampanyekan makanan pendamping beras dengan sangat apik.
“Saya baru tahu, bahwa ternyata ibu Wali Kota orangnya kreatif dan inovatif,” sebutnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk mengurangi nasi dan mengonsumsi pangan alternatif dari sumber pangan lokal yang bersumber dari karbohidrat lain.
“Indonesia merupakan negara makmur. Di mana negara ini mempunyai 77 komoditas karbohidat yang bisa kita jadikan pangan alternatif pengganti nasi atau beras,” jelasnya.
Deputi Bidang III Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Andriko Noto Susanto mengatakan, konsumsi pangan berbasis non beras ini. Merupakan program nasional menuju mandiri pangan dan daulat pangan.
“Bu Walikota ini hebat, jadi konsepnya bagus, kegiatannya bagus implementasinya juga bagus. Hari ini kita melihat di Simpang lima full manusia dari ujung ke ujung. Dan ini bukti bahwa pangan lokal kita bisa menjadi kekuatan besar untuk menunjang kedaulatan pangan,” terangnya.(*)
Editor: Elly Amaliyah