“Dulu swasembada pangan sudah dicanangkan. Sampai sekarang masih ada swasembada pangan. Kita bisa, tapi belum pernah benar-benar merasakannya,” ungkapnya.
Harga beras sering tinggi, Sumanto ungkap penyebabnya di bidang pertanian
Belum tercapainya swasembada pangan, menurut Sumanto, penyebabnya ialah banyaknya masalah klasik yang masih melanda dunia pertanian di Indonesia, mulai dari masalah pupuk, pengairan, dan lain sebagainya.
“Masalah pupuk. Bahkan masalah pupuk ini semakin sulit dari waktu ke waktu. Kemudian masalah pengairan. Dari zaman kakek saya sampai sekarang masih sulit,” ucapnya.
“Saya berpikir bagaimana caranya meningkatkan sektor pertanian. Dan harga beras yang setiap tahun terus mengalami masalah yang sama,” sambungnya.
Melihat kondisi ini, Sumanto meminta pemerintah agar fokus menyelesaikan berbagai persoalan yang ada.
“Saya terus menyampaikan ini. Supaya pemerintah fokus terhadap masalah ini. Jadi kalau gejolak harga beras mencapai 15 ribu saja sudah seperti itu,” tegasnya.
BACA JUGA: KPU Jawa Tengah Resmi Tetapkan PDIP Raih 33 Kursi DPRD Provinsi, PSI jadi Pendatang Baru
Menanggapi soal mengapa masalah terus berulang, Sumanto menjawab bahwa kurangnya perhatian pemerintah terhadap masalah yang ada menjadi penyebabnya.
Akibatnya, Indonesia kini tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia, yang dulunya kalah dari Indonesia.
“Dulu kita unggul daripada Vietnam, Thailand, Malaysia sejak merdeka. Baik dari segi pendidikan maupun pertanian. Tapi sekarang kita jauh tertinggal. Dengan China juga begitu. Sekarang kita kalah jauh,” jelasnya.
“Mesti ada masalah yang harus dipecahkan,” tandasnya. (*)