SEMARANG, beritajateng.tv – Pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) Pasar Seni Kujon di Kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah disebut mengalami penurunan omzet hingga 83 persen.
Ketua Forum Masyarakat Borobudur Bangkit (FMBB), Puguh Tri Warsono, mengungkap turunnya omzet UMKM di Pasar Seni Kujon itu tak lepas dari kebijakan pemerintah yang memindahkan lapak jualan mereka.
Hal itu Puguh ungkap usai menghadiri audiensi di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Rabu, 16 April 2025.
“Memang saat ini di Kawasan Borobudur, salah satu imbas dari kebijakan yang ada, adalah penurunan pendapatan pelaku wisata sampai dengan 83%. Ini berdasarkan kajian dan penelitian dari Bappeda Magelang,” ungkap Puguh.
Puguh menyebut, sebelum pindah ke Pasar Seni Kujon, pelaku UMKM kawasan Borobudur itu berjualan di zona 2. Ia mengaku sejak pelaku UMKM berdagang di Pasar Seni Kujon, pendapatannya turun drastis.
“Perpindahan pedagang dari zona 2 ke Kampung Seni Kujon itu, yang diharapkan menambah kesejahteraan para pedagang, kenyataannya malah mereka yang sebelumnya dapat Rp100-500 ribu per hari, bahkan sampai Rp1 juta saat puncak liburan, menjadi sangat drop,” tegasnya.
Penurunan omzet itu, kata Puguh, mencapai angka rata-rata Rp4 ribu per harinya.
“Kalau tadi ada rekan yang menyampaikan dari kesaksiannya hanya dapat Rp5-7 ribu. Bahkan rata-rata katakanlah Rp4 ribu per hari atau Rp50 ribu per minggu,” ungkapnya.
Sarankan pengelola wisata berikan voucer belanja ke Pasar Seni Kujon untuk pengunjung
Bukan tanpa alasan mengapa hal itu bisa terjadi. Puguh menilai pemindahan pedagang dari zona 2 ke Pasar Seni Kujon menjadi hal yang utama.
Respon (2)