“Iya, nanti kita memang akan membuat seperti salary cap. Kemudian juga seperti yang klub-klub di luar lakukan. Ada yang namanya deposit dari klub-klub yang menjadi seperti surat jaminan dari pemilik klub sendiri,” terang Ferry Paulus.
Bos PSIS Semarang setujui kebijaan Salary Cap
Sementara itu, CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, menyatakan bahwa penerapan salary cap ini merupakan solusi terbaik untuk menciptakan kompetisi yang lebih kompetitif.
Namun, Yoyok meminta PT LIB dan PSSI agar lebih tegas dan jujur dalam memantau pelaksanaannya. Selain itu, klub juga harapannya berkomitmen terhadap kebijakan ini dan menerapkannya dengan transparan.
“Kami mendukung supaya lebih kompetitif, tetapi PT LIB dan PSSI harus juga tegas dan jujur. Jangan ada tebang pilih untuk aturan ini supaya ke depan kompetisi kita lebih baik,” ujar Yoyok Sukawi, belum lama ini.
Selain itu, Yoyok juga menyambut baik wacana penambahan pemain asing, dari enam slot pada musim 2023/2024 menjadi delapan slot dengan skema 6+2 pada musim depan.
Namun, ia berharap semua pemain asing dapat main secara bersamaan, berbeda dengan rencana PT LIB yang hanya mengizinkan enam pemain di atas lapangan.
“Dari awal, kami sudah menyampaikan. Kalau usulan kami, misalkan memang delapan pemain, ya lebih baik delapan pemain tetap bisa bermain supaya tidak mubazir,” tandas Yoyok. (*)