“Harus tegas sekali sehingga menimbulkan kesadaran, memang mau tidak mau pemerintah tidak boleh loyo untuk menegakkan aturan, terutama sungai. Bisa percepat dengan penegakkan hukum yang ketat,” ucapnya.
BACA JUGA: Sambut Tahun Baru Imlek, Kopi Semawis Percantik Kawasan Pecinan Semarang dengan Ratusan Lampion
Kembalikan kali pada fungsi semestinya
Kali Semarang memang pada dasarnya adalah denyut nadi perekonomian Kota Semarang. Dulunya, sungai ini menjadi jalur utama perahu-perahu lalu lintas dari Pelabuhan Kota Lama menuju pusat kota.
Rencana revitalisasi Kawasan Pecinan tentu menghidupkan asa banyak pihak bahwa Kali Semarang bisa kembali berjaya. Namun, rencana tersebut tentu tidak gampang. Perlu waktu, edukasi, hingga perubahan habit dan pola pikir warga sekitarnya.
“Bukan hanya fokus dijadikan wisata, tapi fungsi-fungsi sungainya tidak dikembalikan dulu. Itu nantinya tidak akan sustainable,” tambahnya.
Intinya, Harjanto mendukung penuh upaya revitalisasi Kawasan Pecinan. Hanya saja, jangan sampai program ini berhenti fokus pada wisata kapal. Sebab, hal itu seakan hanya riasan kosmetik semata yang bisa luntur kapan saja.
Yang terpenting, kata Harjanto, pemerintah mau berkomitmen untuk mengembalikan fungsi Kali Semarang seperti sungai pada umumnya, yaitu tempat aliran air. Manakala hal itu tercapai, dampak-dampak lain seperti munculnya pariwisata bisa berjalan seiringan.
“Kalau fungsinya aja nggak jalan nanti misal masih kotor, masih terjadi pendangkalan, nanti kan percuma, paling pariwisata segebyar aja tapi orang nggak mau datang lagi karena ternyata bau dan kotor,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi