SEMARANG, beritajateng.tv – Komunitas Transformasi Kota (Kotta) menggagas diskusi publik menyoroti peran taman budaya dalam perspektif pembangunan kota. Diskusi tersebut berlangsung di Eks-Wonderia Area Makam Mbah Genuk, Kawasan Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Kamis, (24/08/2023).
Adapun kegiatan ini menghadirkan perwakilan seniman, akademisi, hingga Pemerintah Kota Semarang sebagai narasumber. Diskusi ini juga berlangsung seru hingga menjelang malam.
Direktur Eksekutif Kotta, Vivin Sri Wahyuni mengatakan bahwa dirinya bersama Kotta menaruh kepedulian besar terkait isu-isu perkotaa. Tak lain seperti lingkungan, tempat tinggal, sarana transportasi, hingga public space. Yang mana salah satu bentuk public space yang dibutuhkan saat ini adalah taman budaya.
Lebih lanjut, ia menilai arus globalisasi telah menggeser nilai-nilai lokal dan mengubah pandangan masyarakat, terutama masyarakat Kota Semarang. Padahal, kata Vivin, Kota Lumpia ini memiliki nilai-nilai kearifan dan nilai sosial yang memiliki ciri khas yang seharusnya menjadi dasar untuk pembangunan kota.
BACA JUGA:Berdayakan Penyandang Disabilitas dengan Berkarya
“Bagaimana membangun Kota Semarang yang berkarakter, berciri khas, misal kita sekarang berada di TBRS, termasuk di dalamnya Eks-Wonderia. Kawasan ini sangat kompleks ada taman hijau, kesenian, wisata religi, perpustakaan, kedepannya banyak hal yang bisa kita buat untuk Kota Semarang,” jelas Vivin.