SALATIGA, beritajateng.tv – Menjelang tahun baru Muharram atau malam 1 Suro jamak dimanfaatkan para kolektor tosan aji untuk melakukan jamasan atau membersihkan koleksi mereka.
Aktivitas ini menjadi bagian dari upaya merawat dan menjaga fisik benda-benda dari logam yang bernilai seni dan budaya tersebut. Tentunya agar semua itu tetap awet dan terjaga.
Salah satunya oleh Dekan Bawono, seorang kolektor tosan aji di Kota Salatiga, Jawa Tengah. Aktivitas ini pun ia jadikan sebagai upaya untuk nguri-uri kebudayaan.
Saat beritajateng.tv temui di kediamannya di kompleks Perum Domas, Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, ia menuturkan jamasan ini menjadi kearifan lokal bagi para penggemar tosan aji.
BACA JUGA: Cerita Fajar Purwoto Koleksi 375 Benda Pusaka, Sebut Tak Pernah Beli Keris Tapi Datang Sendiri
Khususnya, dalam menjaga dan merawat keaslian koleksi benda seni tempa logam yang bernilai budaya itu. Terlebih beberapa koleksinya berasal dari era Majapahit, Singasari, dan Mataram.
“Bahkan tidak hanya momentum bulan Suro, jamasan berkala juga rutin saya lakukan terhadap koleksi ini,” ungkapnya, Kamis, 26 Juni 2025.
Ia menyebut, jamasan dan upaya merawat benda-benda bernilai budaya ini esensinya demi menjaga dan membersihkannya dari kotoran maupun korosi atau keropos.