Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng, Andi Reina Sari, menambahkan bahwa inflasi Kota Semarang pada Juli 2025 tercatat 0,23% (month to month). Dengan bawang merah dan beras menjadi dua dari lima penyumbang utama inflasi.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah, BI, BULOG, dan UMKM sangat penting untuk memastikan pasokan aman dan harga stabil sebelum gejolak harga berdampak luas.
Kota Semarang sendiri mencatat prestasi pengendalian inflasi yang signifikan. Dalam satu tahun terakhir, inflasi berhasil ditekan dari 22% menjadi 6,7%. Capaian yang di apresiasi langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Achmad Luthfi pada High Level Meeting TPID Juli lalu.
Keberhasilan program inovatif berkat Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman) yang menyediakan pangan pokok berkualitas dengan harga terjangkau. BUMP Lumpang Semar Sejahtera yang memangkas rantai distribusi sehingga harga jual petani adil dan harga beli konsumen wajar. Serta delapan armada Kempling Semar yang setiap hari menjangkau empat titik RW.
Kegiatan GPM kali ini juga membawa manfaat ganda. Bagi warga, hadirnya pangan aman dan terjangkau di lingkungan terdekat memudahkan akses sekaligus meringankan beban pengeluaran.
Untuk pelaku UMKM, kegiatan ini menjadi ajang promosi sekaligus peluang memperluas jaringan pemasaran. Sedangkan bagi pemerintah daerah, program ini menjadi sarana efektif mengendalikan inflasi. Sekaligus memperkuat jaringan distribusi pangan hingga ke tingkat RW.
Dengan gerakan ini, Pemkot Semarang berharap tercipta kesadaran bersama akan pentingnya konsumsi pangan aman dan terjangkau. “Hanya dengan sinergi semua pihak, kita bisa menjaga kesejahteraan warga di tengah dinamika harga pangan,” pungkas Agustina. (*)
Editor: Elly Amaliyah