Ia juga mengungkapkan bahwa usulan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional bukan hal baru, melainkan sudah diajukan sejak tahun 2010 oleh masyarakat Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
“Kalau tidak salah, usulan pertama kali datang dari Sragen pada 2010. Prosesnya panjang, baru tahun ini ternilai kembali setelah semua syarat administratif dan substansi terpenuhi,” ucap Syaifullah Yusuf.
BACA JUGA: Sebut Jokowi dan Kaesang Seakan Bersaing Meraih Posisi Ketum PSI, Hersubeno Arief: Aneh Tapi Nyata
Menurutnya, Soeharto ternilai berjasa besar dalam bidang pembangunan nasional selama 30 tahun masa pemerintahannya.
“Dalam bidang pembangunan, tentu ada jasa-jasa besar yang bisa di jadikan pelajaran bagi generasi muda,” tuturnya.
Syaifullah menegaskan, pemberian gelar Pahlawan Nasional bukan sekadar penghargaan simbolik, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap kontribusi nyata seseorang bagi bangsa dan negara.
“Tujuan utama dari gelar pahlawan adalah untuk memberi teladan. Kami ingin anak-anak muda belajar dari perjuangan dan pengabdian para tokoh bangsa,” pungkasnya. (*)
Editor: Farah Nazila
 
									












