Metaverse sebagai dunia yang hidup berdampingan dengan dunia fisik saat ini. Dapat berupa ruang virtual 3D dengan teknologi, termasuk VR, AR, Al, IoT, dan Blockchain, yang memungkinkan orang berinteraksi satu sama lain.
Dengan demikian, Metaverse Borobudur tidak hanya menjadi sarana untuk mengeksplorasi Candi Borobudur secara digital. Tetapi juga memperluas ruang bagi interaksi sosial dan pengalaman yang mendalam bagi penggunanya.
“Kami selalu memberikan dukungan yang kuat terhadap pengembangan teknologi Metaverse, apalagi sebenarnya pembelajaran Metaverse ini ada juga pada minor program Binus Semarang. Kami juga melihat bahwa karya Binusian ini memiliki potensi dalam meningkatkan pengalaman pembelajaran dan pariwisata Indonesia,” jelasnya.
Adanya Metaverse ini, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengalaman pembelajaran yang lebih mendalam dan interaktif.
Melalui eksplorasi ruang virtual dalam Metaverse, mahasiswa dapat menghadapi situasi-situasi yang mirip dengan kehidupan nyata. Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep yang kompleks, dan mempraktikkan keterampilan-keterampilan praktis dalam lingkungan yang aman dan terkontrol.
“Kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dalam menciptakan konten Metaverse dapat menjadi peluang bagi mahasiswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dan pengembangan teknologi. Dengan demikian, harapannya adalah Metaverse dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa. Dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan di dunia kerja yang semakin terdigitalisasi,” tutupnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah