FeatureHeadlinePendidikan

Hama Keong Bisa Diubah Jadi Pengawet Sayur dan Buah, Begini Caranya

×

Hama Keong Bisa Diubah Jadi Pengawet Sayur dan Buah, Begini Caranya

Sebarkan artikel ini
Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menanam padi di areal persawahan Wonolopo Semarang. (Ellya - beritajateng.tv)

SEMARANG, 25/3 (beritajateng.tv) – Keong menjadi salah satu hama yang menggangu dalam sektor pertanian. Tak anyal, banyak petani mengeluhkan kerusakan rumpun padi akibat ulah hewan herbivora ini.

Pertumbuhan signifikan hama keong terlebih saat musim hujan seperti saat ini membuat para petani harus membersihkan hama secara manual dengan mengambil keong satu persatu di area sawah. Daging keong kerap dimanfaatkan warga menjadi kuliner sate keong atau dimanfaatkan menjadi pakan ternak bebek. Sementara cangkang keong dianggap tak berguna dan dibiarkan begitu saja.

Institut Sains dan Teknologi AKPRIND, bekerjasama dengan Lembaga Membangun Generasi Emas (MGE) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memiliki cara ampuh mengolah dan memanfaatkan cangkang keong menjadi obat pengawet sayur dan buah-buahan.

Ditemui di Desa Wisata Organik Kelurahan Wonolopo Semarang, Tim AKPRIND dan MGE memberikan pelatihan kepada petani milenial cara mengolah cangkang keong menjadi kitosan.

Salah satu Dosen Teknik Kimia Akprind, Gusmarwani mengatakan pembuatan kitosan cukup mudah. Warga bisa memanfaatkan cangkang udang, kepiting maupun keong untuk diubah menjadi obat pengawet sayur dan buah.

“Kitosan merupakan modifikasi senyawa kitin yang terdapat dalam kulit luar hewan golongan Crustaceae seperti udang, keong dan kepiting. Inti dari proses ini adalah mengisolasi Kalsium sehingga mengubahnya menjadi bahan antibakteri dan kemampuannya untuk mengimobilisasi bakteri menjadikan kitosan dapat digunakan sebagai pengawet makanan,” ujar Gusmawarni, Sabtu (25/3/2023).

Menurutnya, kitosan yang terbuat dari kulit udang memiliki tekstur lebih tipis dan halus. Sedangkan kitosan dari cangkang keong lebih tebal. “Dalam satu kilogram cangkang keong, bisa diolah menjadi 200 gram kitosan,” ujarnya.

Cara mudah, lanjutnya, yakni pertama dengan mencuci bersih cangkang keong dan dikeringkan dan menghancurkannya dengan cara ditumbuk kemudian diblender dan dilakukan pengayakan hingga didapatkan cangkang keong yang benar-benar halus.

Proses selanjutnya yakni perebusan cangkang keong yang telah halus dengan air dan dilanjutkan dengan proses deproteinasi dengan NaOH, pencucian hasil sampai netral, proses demineralisasu dengan HCI, proses deasetilasi dengan NaOH, dicuci kemudian dikeringkan. Pengeringan bisa menggunakan oven maupun panas langsung matahari.

Gusmawarni menyebut jika kitosan yang dihasilkan mampu mengawetkan buah dan sayur selama kurang lebih sebulan.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan