“Cara menggunakan kitosan mudah, perbandingannya 1:100. Jadi satu sendok makan dilarutkan dalam 100 mili air, kemudian ditambah asam apapun atau biasanya kita gunakan cuka makan satu sendok teh. Kitosan yang sudah dilarutkan kemudian bisa disemprotkan menggunakan spray ke sayur atau buah, ” Ungkapnya.
Ia menjamin kitosan yang dibuatnya aman di gunakan masyarakat karena akan larut dalam air saat dicuci, sehingga tidak membahayakan masyarakat.
Founder Lembaga Membangun Generasi Emas (MGE), Sapto Nugroho mengatakan, kolaborasinya dengan Institut Sains dan Teknologi AKPRIND telah melakukan pelatihan dan upaya pengabdian kepada masyarakat.
“Di kota Semarang, kami dengan AKPRIND memberikan pelatihan hand sanitizer warga rehabilitasi narkoba di Cepoko. Kita juga menjangkau dari anak-anak PAUD bahkan hingga perguruan tinggi, agar tidak ada anak putus sekolah. Sehingga bersama AKPRIND dan bu Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu memberi pelatihan para petani milenial dan ibu-ibu di Wonolopo ini,” Katanya.
Sementara itu, Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, pemanfaatan hama cangkang keong menjadi pengawet sayur dan buah-buahan sangat bermanfaat. Terlebih, di kelurahan Wonolopo banyak produk-produk pertanian seperti sayur mayur dan buah-buahan.
“Kali ini saya mendampingi rekan-rekan Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Jogja terkait dengan pemanfaatan hama sawah menjadi pengawet sayur dan buah. Di Wonolopo ini kalau airnya disawah banyak, maka hama keong ini juga banyak, namun jika air sedikit maka hama gulma yang merajalela. Sehingga dari rekan-rekan AKPRIND hadir disini mengambil hama atau limbah keong untuk kemudian diubah menjadi Kitosan,” ujar Mbak Ita sapaan akrabnya.
Tak hanya pelatihan membuat Kitosan, pihaknya juga memberi pelatihan pembuatan wedang uwuh, secang dan jahe bubuk. “Kami coba gali potensi wilayah Wonolopo ini, karena disini banyak rempah dan tanaman toga makanya dilakukan pelatihan ini. Masih banyak potensi lain, terlebih di Wonolopo ini penghasil Pete dan jengkol yang bisa dibuat sambal kemasan, ” Imbuh Mbak Ita.
Menurut Mbak Ita, dengan menggali dan memanfaatkan potensi wilayah dari hulu hingga hilir dari sektor pertanian hingga produk UMKM dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. “Kami mendorong desa wisata kampung organik Wonolopo ini lebih berkembang sehingga dapat memberikan kesejahteraan warga disini,” terangnya. (*)
Editor : Elly Amaliyah