Dialog kedaulatan menghadirkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan antropolog hukum Universitas Indonesia, Sulistyowati Irianto. Usungan temanya adalah kedaulatan yang beradab penerjemah masa depan bangsa.
“Konsep acara kita buat hibrid atau luring dan daring. Kita undang semua Forkopimda DIY berikut bupati walikota serta sejumlah provinsi lain yang punya keterikatan sejarah dengan peristiwa itu,” jelasnya.
Puncak acara pada 1 Maret 2024
Selain itu pada 29 Februari 2024 akan ada tirakatan bersama di Monumen SO 1 Maret. Semua stakeholder dan masyarakat yang terkait dengan kesejarahan akan turut pihaknya undang.
“Setelah tirakatan acara juga akan terisi dengan pagelaran opera dan ditutup dengan wayang kulit berjudul Hanoman Duto. Tirakatan ini kita ingin merefleksikan sebenarnya tiga tahun ini apa yang kita dapat,” ungkapnya.
BACA JUGA: Mencicipi ‘Sepiring Nasi Telur’, Kuliner Viral Jogja yang Baru Buka di Semarang
Sebagai puncaknya pada 1 Maret 2024, akan ada upacara peringatan di Stadion Mandala Krida dan juga teatrikal. Pada malam harinya acara puncak akan bergeser ke Jakarta tepatnya di Aula Simfonia Kemayoran, DKI Jakarta.
“Puncak acara adalah pameran Sri Sultan HB IX tentang peran dan ketokohannya selama masa kemerdekaan. Selain itu juga ada konser dari Yogyakarta Royal Orchestra,” paparnya.
Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan SBSP Kundha Kabudayan DIY Budi Husada menambahkan, pada 1 Maret 2024 mendatang pihaknya juga tengah mempersiapkan pembunyian sirine di sejumlah titik di Yogyakarta. Hal ini untuk mengingatkan masyarakat soal pentingnya peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
“Soal tema pun demikian untuk peringatan di tahun-tahun berikutnya. Kita akan coba minta masukan dan arahan dari Sultan HB X soal isu dan concern apa yang beliau lihat dan rasakan dan cocok untuk menjadi tema peringatan di tahun berikutnya,” imbuhnya. (*)
Editor: Farah Nazila