Dari 2.000 tim, disaring selama dua bulan berdasarkan performa. Kemudian dipilih 100 tim yang memiliki komitmen, dan untuk kegiatan yang nasional akan dipilih lima tim dari masing-masing “local partner”.
“Jadi, nanti total ada 35 tim yang ikut tahapan nasional. Tahun ini kami mencari fokus bisnis-bisnis yang punya ‘impact’ sosial dan lingkungan,” kata Agung.
Dari hasil survei yang dilakukan kepada alumni HFS sesi 1 dan 2, kata Agung lagi, ternyata 100 persen atau 60 usaha masih berjalan meskipun ada yang harus melakukan penyesuaian saat kondisi COVID-19.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebagai penginisiasi gerakan itu menjelaskan ide awalnya adalah bagaimana memfasilitasi kesulitan-kesulitan usaha di satu forum, dan mencoba menjawab berbagai permasalahan kewirausahaan.
“Saya dulu bicaranya Jateng. Tapi ada yang lupa bahwa satu kejadian di Jateng bisa dibaca di mana pun dengan alat ini (ponsel) karena dunia digital. Kita aksi lokal tapi dampaknya bisa global,” katanya pula. (*)
Editor: Elly Amaliyah