“Teman-teman hotel pasti sangat merugi dalam hal ini. Termasuk para penjual kecil-kecil yang biasanya mangkal pasti terimbas adanya demo. Jelas merusak perekonomian pedagang UMKM. juga,” papar dia.
BACA JUGA: Solusi Bangkitkan Bisnis Perhotelan, PHRI Jateng: Harus Perbanyak Event yang Datangkan Wisatawan
Padahal, lanjut dia, bulan September ini seharusnya menjadi titik bangkit perhotelan. “Sebenarnya perhotelan sudah bagus. Teman-teman hotel sudah mulai bangkit. Reservasi juga sudah banyak bahkan bulan September-Oktober ini berjalan baik. Tapi dengan adanya demo seperti ini langsung drop lagi. Kasihan teman-teman,” tuturnya.
Sementara itu, Theresia Pramengnugraheni, Director of Sales Rooms Inc Semarang mengakui jika adanya aksi demo berdampak pada pembatalan kamar. Bahkan cancel hunian kamar mencapai Rp150 juta.
“Untuk minggu depan saja, yang cancel mungkin nilainya hampir Rp150 juta. Bukan hanya tamu dari dinas, perusahaan bahkan perorangan banyak yang cancel,” tutur Theresia.
Dia berharap kondisi kota Semarang bisa kembali damai, agar kondisi ekonomi bisa kembali bangkit dan berkembang.
Senada, Director of Sales Marketing Metro Park View Hotel, Ninik Haryanti menyebut, pada bulan September sejumlah kamar di hotelnya telah ada pembatalan.
“Tanggal 1-3 September, ada room (kamar) yang cancel imbas dari demo. Kebetulan event-nya di Kota Lama, kami dapat kamar-kamarnya. Tiba-tiba Sabtu malam Minggu mereka langsung info ngasih surat edaran bahwa event itu batal. Otomatis kamar juga batal,” papar Ninik.
Tak hanya itu, beberapa perusahaan yang sedianya menggelar kegiatan di Kota Semarang juga akhirnya membatalkan acaranya. “MICE dari perusahaan masih jalan, namun dari pemerintah banyak yang batal,” sebut dia.
Ninik berharap kondisi kota Semarang bisa kembali kondusif dan perekonomian bisa pulih kembali.
“Terutama kalau dari sisi hotel tentunya sangat merugikan, karena kan akhirnya banyak agenda event batal. Kemudian perjalanan dinas perjalanan juga di batalkan,” papar dia. (*)
Editor: Elly Amaliyah