“Kedai Kasih kita ambil dari dana Papa Miskin Paroki. Kita juga tidak membatasi donasi dari umat. Donasi uang boleh, makanan boleh. semua terserah,” tutur Win.
Ia menambahkan, Kedai Kasih berlangsung sejak bulan November 2018. Saat itu, pihak gereja menyediakan 100 paket makan siang dalam rangka memperingati Hari Orang Miskin Sedunia.
Seiring berjalannya waktu, antusiasme masyarakat semakin tinggi. Hingga akhirnya kini jumlah paket makan semakin banyak menjadi 220 paket dan diubah menjadi makan pagi.
“Dulu awalnya makan siang, tapi kalau makan siang itu kan terlalu lama jaraknya. Sedangkan pagi kan pasti orang nyari makan, jadi kita ganti ke makan pagi (sarapan),” beber Win.
BACA JUGA: Pelaku UMKM Semarang Ingin Mbak Ita Lanjutkan Program yang Berpihak ke Masyarakat
Adapun penyedia sarapan gratis ini, lanjut Win, merupakan kerjasama dengan berbagai UMKM di wilayah Kota Semarang. Para UMKM akan bergantian menyediakan paket sarapan pagi untuk Gereja Katedral.
Hal itu sekaligus merupakan intisari dari program Kedai Kasih ini. Yakni sama-sama menghidupi masyarakat.
“Kalau untuk menunya macem-macem, minggu ini beda sama minggu lalu. Kisaran sekitar Rp12 ribu per pax,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila