Selain untuk memenuhi syarat menjadi dosen di perguruan tinggi yang harus bergelar Doktor, Franciana menyebut bahwa pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan diri.
“Di kongregasi kami, OSF, memang para Suster yang bertugas di pendidikan tinggi akan sampai jenjang yang sesuai peraturan pemerintah yaitu Doktoral. Mungkin nanti kalau ada kesempatan dan untuk mengembangkan diri terus bisa sampai Profesor,” ucapnya.
Franciana menyebut, pintar dalam membagi waktu adalah kunci dalam menyeimbangkan rutininas sebagai Suster sekaligus mahasiswa. Hal tersebut lantaran tak jarang kegiatan sehari-hari menyita waktu yang tidak sebentar.
“Memang harus berani setiap hari paling tidak membuka atau mengerjakan disertasinya. Paling tidak sehari satu jam, supaya tidak males,” ucapnya.
Apalagi selain rutinitas sebagai mahasiswa S-3, Franciana juga masih bertugas sebagai dosen di STPKat St Fransiskus Assisi. Ditambah, sebagai Suster ia juga harus tetap hidup berkomunitas.
“Itu menjadi perjuangan yang akhirnya kalau dijalani akan jalan dengan baik, tentunya dengan bimbingan Tuhan itu sendiri,” tandas Franciana. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi