Pemerintah menilai area tersebut memiliki intensitas transaksi pangan yang tinggi sehingga memerlukan pengawasan berkelanjutan.
Selain itu, Dishanpan menyiapkan layanan uji laboratorium secara gratis. Pedagang bisa membawa sampel sendiri atau menunggu petugas yang biasanya bergerak melalui kader pangan daerah.
“Kami menyediakan pengujian tanpa biaya. Mobil laboratorium keliling ikut membantu agar layanan tepat sasaran,” tutur Eko.
Program ini tidak hanya meningkatkan kualitas produk, tetapi juga mendorong pedagang menjaga integritas usaha.
Banyak pedagang bakso, mi ayam, dan pedagang keliling mulai memahami pentingnya menjaga keamanan pangan sebagai bentuk tanggung jawab kepada pembeli.
Dengan penerapan stiker aman pangan yang semakin meluas, Pemkot Semarang berharap masyarakat mendapat akses pangan yang lebih sehat, sementara pedagang memperoleh keuntungan dari meningkatnya kepercayaan publik.(*)
Editor: Elly Amaliyah













