Ajakan bangkit dari keterpurukan sebagai korban
Psikolog tersebut menyoroti stigma sosial yang sering kali memperburuk kondisi korban. Banyak masyarakat yang menyebut bahwa pelaku dan korban melakukan hal tersebut berdasar saling suka.
“Masyarakat suka bertanya, ‘kan sudah dewasa, kenapa mau?’ Padahal mereka tidak melihat struktur relasi yang timpang di baliknya. Itu sangat tidak adil,” tegasnya.
Meski berat, Probowatie tetap mendorong para korban kekerasan seksual untuk bangkit. Ia mengatakan bahwa selalu mengingatkan kliennya untuk membuktikan diri agar menjadi bintang kembali.
“Ganti kacamatamu. Kamu boleh pernah dilecehkan, tapi jangan dikalahkan. Perkosaan tetaplah perkosaan, tapi cara kita memandang bisa berubah. Itu cara untuk menyembuhkan,” ujarnya.
BACA JUGA: Respons Isu Pemekaran Wilayah, Pemprov Jateng: Kita Tidak Berpikir Nambah Provinsi
Ia juga mengingatkan bahwa siapapun yang menjadi korban kekerasan seksual kini bisa melapor ke Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) atau kepolisian, dengan pendampingan hukum dan psikologis.
“Sekarang semakin banyak korban yang berani melapor. Jangan takut, ada pendampingan,” pungkasnya. (*)
Editor: Farah Nazila