SEMARANG, beritajateng.tv – Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah daerah di Jawa Tengah diguyur hujan lebat, diantaranya adalah Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kota Surakarta.
Padahal, bulan September dan Oktober digadang-gadang menjadi puncak musim kemarau dan belum memasuki musim hujan.
BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang menyebut, fenomena ini merupakan pengaruh dari aktivitas madden julian oscilation (MJO) yang membuat sejumlah daerah di wilayah Jawa Tengah mengalami hujan lebat.
“Belum [musim hujan]. Saat ini masih proses menuju pancaroba. Hujan akhir-akhir ini karena pengaruh gangguan gelombang ekuator yang bernama madden julian oscilation,” ujar Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Semarang, Giyarto saat beritajateng.tv hubungi via WhatsApp, Rabu 11 September 2024.
BACA JUGA: Potensi Gempa Megathrust Capai 16 Zona Termasuk Jawa Tengah, Begini Langkah Antisipasi BMKG
Giyarto menjelaskan, siklus MJO bisa berlangsung selama 30 hingga 90 hari. Adapun efek MJO adalah menimbulkan hujan intensif sedang hingga lebat untuk tiga sampai lima hari ke depan.
“Dia [MJO] memberikan efek peningkatan pertumbuhan awan hujan, potensi 3-5 hari dan curahnya tergantung pembentukan awannya di masing-masing daerah. Tapi bisa dari sedang sampai lebat dan an MJO ini sifatnya tidak merata ya,” ujar Giyarto.