MALANG, beritajateng.tv – Menjadi pemasok susu PT Nestle Indonesia sejak tahun 1975 silam, riwayat unik Koperasi SAE Pujon tersebut tidak banyak yang mengetahui.
Berlokasi di Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, wilayah tersebut dulunya merupakan hutan yang sangat luas. Kondisi geografis tersebut membuat mata pencaharian penduduknya ialah membuat arang.
Hal ini dituturkan langsung oleh Humas dan Personalia Koperasi SAE Pujon, Suyono saat ditemui beritajateng.tv di peternakan sapi perah, Jumat, 21 Juli 2023.
“Koperasi SAE Pujon itu kan awalnya semuanya hutan, mata pencaharian itu membuat arang. Jadi digunduli kayunya untuk membuat arang. Rumah-rumah itu gak ada yang terbuat dari bata, semua terbuat dari bambu, dan ekonominya betul-betul memprihatinkan sekali,” terang Suyono.
BACA JUGA: Simbol Ekonomi Kerakyatan, KSPS Setia Kawan Rangkul Peternak Sapi Hasilkan SHU Rp 3 Miliar
Tak ingin merusak hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetua atau pendahulu koperasi tersebut bertekad mengubah pola pikir penduduk pada saat itu. Salah satunya dengan mendirikan koperasi sapi perah.
Sinau Andhadani Ekonomi (SAE) yang berarti “belajar memperbaiki ekonomi” mencerminkan sepak terjang koperasi yang mulanya tak mudah ini. Meskipun dirintis mulai 1962, namun Koperasi SAE Pujon baru dapat berdiri dengan baik pada tahun 1975.
“Tahun 1962 didirikan jatuh bangun, tahun 1968-1969 jatuh juga. Sampai tidak ada yang berani jadi pengurus, karena pengurusnya menggadaikan sertifikat tanah untuk bayar anggotanya. Dulu susunya 50 liter dengan peternak cuman 22, sapinya cuma 35 ekor, belum punya pasar, di Kabupaten Malang saja,” paparnya.
Koperasi SAE Pujon lobi ke Nestle hingga miliki 20 ribu lebih ternak
Kegigihan dan sifat pantang menyerah dari tetua Koperasi SAE Pujon mengantarkannya kini sebagai teladan model ekonomi kerakyatan. Suyono bercerita, saat mengantarakan susu ke PT Nestle Indonesia tahun 1975 silam, tetua menggunakan sepeda motor.
