“Kalau music production kita menyusun suara, sampel, instrumen, sampai vokal menggunakan software, sedangkan DJ hanya untuk alat performance,” katanya.
Gabung komunitas DJ untuk perbanyak koneksi hingga ke luar Semarang
Serius akan minatnya pada DJ, Istaf kemudian bergabung dengan komunitas Doubleslash ID. Di situ, ia kemudian bertemu dengan teman-teman dengan satu hobi yang sama dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Surabaya, Jakarta, hingga Bali.
Bersama Doubleslash ID, Istaf pun berkesempatan untuk tampil pertama kali sebagai DJ pada acara Spectanica di Balai Kodam Diponegoro beberapa waktu yang lalu. Merupakan hal yang baru, Istaf belajar banyak hal dari penampilan pertamanya.
“Sebenarnya sebagai DJ nggak bisa nyetel lagu yang kita suka doang, tapi harus ngeliat pasar sukanya apa. Misal event kemarin itu event Jejepangan, ya kita setel lagu seputar Jejepangan,” ucapnya.
BACA JUGA: Turut Konser Persahabatan ‘Senyawaku Ada Untukmu’, Joharini Bawakan Genre Musik Kroncong Folk
Di sisi lain, Istaf menyebut peran teman dan lingkungan sekitar sangat penting dalam meningkatkan nilai diri. Terlebih di dunia musik dengan cepatnya perubahan gaya dan genre tiap tahunnya.
“Aku bisa nge-DJ, itu hasil minta feedback dari teman-teman yang lebih senior. Jadi emang peran teman itu penting banget, mereka bisa kasih saran, kasih feedback, kita juga terus meningkat tiap harinya,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi