Ia menambahkan, program ini selaras dengan konsep “tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat” yang menekankan pada ibadah, olahraga, gizi seimbang, literasi, hingga kepedulian sosial.
Ridho berharap kehadiran Sekolah Rakyat Terintegrasi 45 menjadi alternatif pendidikan inklusif dan modern di Kota Semarang yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter siswa.
BACA JUGA: Masih Tahap Adaptasi, Sekolah Rakyat Temanggung Bakal Mulai Kegiatan Belajar Awal Oktober 2025
“Harapan kami, anak-anak di Sekolah Rakyat ini tumbuh menjadi generasi yang berdaya saing, disiplin, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” pungkasnya.
Salah satu wali murid, Rini Sukarsari, mengaku bersyukur karena anaknya, Ayuda Eka Pratiwi, dapat melanjutkan pendidikan melalui Sekolah Rakyat.
“Alhamdulillah membantu sekali. Pemberkasan juga enggak yang susah; cuma butuh persiapan 2-3 hari. Harapannya agar cita-citanya tercapai,” ujarnya.
Terkait sistem asrama yang Sekolah Rakyat tetapkan, Rini mengaku anaknya sudah terbiasa dengan lingkungan asrama.
“Namanya orang tua kan doa terus. Kalau asrama ya dia kan dulu pernah di pondok jadi sudah terbiasa,” tandas Rini. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi