SEMARANG, beritajateng.tv – Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) perkiraan berlangsung antara Agustus atau September 2025. Penundaan ini terjadi karena banyak kader sedang menjalankan ibadah haji. Meski demikian, bursa calon ketua umum (ketum) PPP sudah menghangat.
Pengamat politik Hersubeno Arief menyebut beberapa nama telah muncul, termasuk mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Jenderal Dudung Abdurrahman. Namun, Dudung dan Saifullah Yusuf sudah menolak.
“Jenderal Dudung bahkan mengaku baru tahu kalau namanya disebut,” ucap Hersubeno dalam kanal YouTube-nya, Hersubeno Point, Sabtu, 31 Mei 2025.
Nama Presiden Joko Widodo pun masuk radar. Adi Irfan Pulungan dari Mahkamah PPP sempat menyatakan, “Mengapa tidak Pak Jokowi saja yang memimpin PPP?”
BACA JUGA: Sebut Jokowi dan Kaesang Seakan Bersaing Meraih Posisi Ketum PSI, Hersubeno Arief: Aneh Tapi Nyata
Jokowi memang tak lagi terikat partai politik, setelah sebelumnya dikaitkan dengan PDI Perjuangan (PDIP), Golkar, PSI, hingga wacana membentuk partai baru.
Menurut Hersubeno, jika Jokowi menjadi ketum PPP, itu akan jadi “kawin paksa politik”. Sebab, PPP memiliki basis Islam yang tidak sejalan dengan pendukung tradisional Jokowi dari kalangan abangan dan nonmuslim.
“Kalau memaksakan, keduanya bisa jeblok,” tegasnya.
Hersubeno juga menyebut bahwa munculnya Amran Sulaiman bisa jadi proksi dari Haji Isam. Namun isu ini telah terbantah. “Amran mulai membangun tim, itu tanda keseriusannya,” katanya.
BACA JUGA: Jokowi Masuk Bursa Ketua Umum PSI, Adi Prayitno: Cocoknya Bukan Ketum
PPP kini butuh tokoh kuat agar bisa kembali ke Senayan. Partai ini gagal menembus ambang batas parlemen dalam Pemilu 2024.
“PPP partai besar zaman Orde Baru, tapi kini nyaris hilang,” ungkap Hersubeno.
Menurutnyam Jokowi kini tengah menghitung langkah dengan tujuan jelas: menjaga pengaruh dan mengamankan posisi sang putra, Gibran Rakabuming Raka, pada 2029 mendatang.
Namun, bagi Hersubeno, masuknya Jokowi ke PPP justru malah berisiko tinggi. “Bisa jadi bunuh diri politik,” simpulnya. (*)