SEMARANG, beritajateng.tv – Kaum perempuan memiliki peran penting untuk membantu memberikan edukasi politik. Karena posisi perempuan di lingkungan sosial yang semakin penting.
Ketua KPU Kabupaten Semarang, Bambang Setyono mengatakan, dari pengalaman penyelenggaraan pemilu jumlah pemilih perempuan lebih banyak dari laki- laki.
“Bahkan, separuh lebih DPT pilkada lalu perempuan,” katanya, pada kegiatan Pendidikan Politik bagi Perempuan di Kelurahan Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Senin, 28 Juli 2025 siang.
Tak hanya itu, masih jelas Bambang, dalam urusan politik isu kesetaraan gender juga bukan sesuatu hal yang baru lagi. Seperti keterwakilan perempuan di parlemen.
Dalam hal penyelenggaraan pemilu, ada KPPS yang dipimpin seorang perempuan dan bisa menuntaskan tugasnya lebih awal dibandingkan KPPS pria.
BACA JUGA: Modus Lowongan Kerja, Pria Bunuh Perempuan Muda di Demak Demi Bayar Hutang Istrinya
Sehingga, dalam konteks pendidikan politik, kesetaraan gender bisa menjadi salah satu kelebihan untuk mengajak pemilih perempuan menggunakan hak pilihnya dengan baik.
Artinya, istilah perempuan itu hanya sebagai ‘kanca wingking’. Atau hanya sekedar mengurus dapur untuk saat ini sudah tidak berlaku lagi di dunia politik.
“Dalam dunia politik, mereka (kaum perempuan) adalah rekan untuk mewujudkan kemajuan bersama bersama dengan kaum laki- laki,” tegas Bambang.
Ihwal ini keterlibatan dannperan perempuan dalam memberikan edukasi politik diamini oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol ) Kabupaten Semarang, Suyana.
Mewakili Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, Suyana mengatakan, peran strategis perempuan dalam pendidikan politik memang harus semakin diperkuat.
Persoalan kepercayaan diri (minder) dan keberanian kaum perempuan untuk bisa berperan dalam pendidikan politik, ia akui memang masih terjadi di masyarakat.
Maka kegiatan pendidikan politik seperti ini harus terus ada agar rasa percaya diri kaum perempuan juga semakin meningkat.
“Langkah pendidikan politik yang simultan kepada kaum perempuan akan menjadi kiat yang tepat guna mengatasi kondisi tersebut,” tandas Suyana.
Kegiatan ini terikuti puluhan peserta unsur ormas dan organisasi keagamaan di Kabupaten Semarang. Antara lain Fatayat, Muslimat, IWAPI, perkumpulan perangkat desa, dan lainnya.