Scroll Untuk Baca Artikel
Catatan Editor

Jurus Terakhir Luthfi-Yasin, Minta Dukungan Terbuka Presiden Prabowo

×

Jurus Terakhir Luthfi-Yasin, Minta Dukungan Terbuka Presiden Prabowo

Sebarkan artikel ini
Ricky Fitriyanto
Ricky Fitriyanto (Dokumen Pribadi)

Selain sebagai Presiden, Prabowo Subianto juga menjabat Ketua Umum Partai Gerindra. Ini yang dijadikan alasan bahwa dukungan Prabowo menjadi wajar karena Gerindra ikut menjadi partai pengusung Luthfi-Yasin.

Namun lagi-lagi pertanyaan muncul, mengapa hanya Luthfi-Yasin yang mendapat dukungan terbuka. Apalagi mengingat keduanya bukan kader Gerindra. Prabowo tak melakukan hal yang sama untuk Dedi Mulyadi yang maju Pilgub Jawa Barat dan Andra Soni, saat ini bertarung di Pilgub Banten. Keduanya adalah kader tulen Gerindra.

Maka timbul spekulasi, bahwa meminta dukungan Prabowo merupakan jurus terakhir Luthfi-Yasin. Terlebih jika melihat hasil survei Litbang Kompas. Ektabilitas Andika Perkasa-Hendrar Prihadi mencapai 28,8 persen, sedangkan Ahmad Luthfi-Taj Yasin mencapai 28,1 persen. Andika-Hendi unggul tipis, meski selisihnya masih dalam margin of error.

Jokowi bakal bantu kampanye?

Hasil relatif imbang ini tentu mengkhawatirkan kubu paslon 02. Bagaimana tidak? Ahmad Luthfi sudah bergerak untuk sosialisasi cukup lama. Bahkan sejak masih aktif menjabat Kapolda Jawa Tengah, ia sudah ekspansif menemui para tokoh masyarakat lewat kegiatan Safari Kamtibmas.

Taj Yasin sendiri merupakan petahana Wakil Gubernur Jawa Tengah. Dukungan belasan partai hingga stigma sebagai ‘Orangnya Jokowi’ ternyata tak membuat Ahmad Luthfi dominan dalam hal elektabilitas.

Sedangkan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi baru aktif bersosialisasi sejak Agustus 2024 lalu. Sisa waktu hanya dua minggu menuju pencoblosan ini tentu sangat krusial. Masing-masing paslon kini terus gencarkan turun ke bawah menemui masyarakat. Ada juga yang aktif meminta endorse artis hingga tampil di televisi.

BACA JUGA: Meski Akun Resmi Ahmad Luthfi Jelas Unggah Video Endorse Prabowo, Bawaslu Jateng: Jangan-jangan AI

Fenomena yang sama juga terjadi di Pilgub Jakarta. Saat tren elektabilitas Pramono-Rano Karno naik, sementara Ridwan Kamil-Suswono cenderung menurun. Kang Emil langsung gerak cepat menemui Jokowi dan Prabowo.

Mengandalkan tokoh berpengaruh untuk menarik simpati calon pemilih mungkin bagian dari strategi. Dalam politik ada istilah coat tail effect atau efek ekor jas. Politik Indonesia selama ini masih sulit lepas dari basis kedekatan.

Paslon yang berharap tuah politik dari Presiden tentu ingin menarik pemilih, atau setidaknya menambah rasa percaya diri. Langkah ini tampaknya masih akan terjadi pada Pilgub Jawa Tengah. Terlebih saat muncul kabar Jokowi akan ikut kampanyekan Luthfi-Yasin di sejumlah daerah.

Fenomena endorsement Jokowi di Pilpres membuat situasi Pilkada tak jauh berbeda. Itulah sebabnya, banyak paslon yang maju Pilkada, terutama yang KIM Plus dukung, datang ke Sumber untuk menemui Jokowi.

Namun di luar itu semua, kekuatan figur atau ketokohan lebih penting dan akan menjadi pertimbangan penting bagi masyarakat untuk memilih. (*)

Ricky Fitriyanto
Pemimpin Redaksi Beritajateng.tv

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan