Ia pun menjelaskan, pada musim kemarau, proses produksi genteng dari awal hingga jadi dan siap jual membutuhkan waktu sekitar 20 hari. Untuk harga genteng rata-rata terbanderol Rp1.100 hingga Rp1.150 per biji. Sementara pangsa pasarnya yakni di Boyolali dan daerah di sekitarnya.
Marjo menyebut bahan baku produksi genteng merupakan tanah liat dari wilayah Mojosongo Boyolali. Harga bahan baku tanah liat sekitar Rp600 ribu per tiga setengah kubik, imbuhnya, sebulan ambil empat kali untuk bahan baku.
Hal tersebut juga perajin genteng lainnya rasakan di desa yang sama. Adalah Darmaji (48), yang pada musim hujan paling memproduksi genteng sekitar 3.000 biji, tetapi musim kemarau ini bertambah menjadi 5.500 biji per bulan.
“Kondisi panas, produksi genteng bisa bertambah dua kali lipat ketimbang saat musim hujan. Produksi genteng lumayan saat musim kemarau, bertambah hingga sekitar 100 persen daripada saat musim hujan. Ini tentunya menambah penghasilan,” tandasnya. (ant)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi