Jateng

Kemdiktisaintek Dorong Industri Manfaatkan Riset Kampus: Ada Dana Miliaran untuk Penelitian Terapan

×

Kemdiktisaintek Dorong Industri Manfaatkan Riset Kampus: Ada Dana Miliaran untuk Penelitian Terapan

Sebarkan artikel ini
Industri Riset
Direktur Hilirisasi dan Kemitraan Kemdiktisaintek, Prof. Yos Sunitiyoso, usai menghadiri Sosialisasi Ajakan Industri 2026 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Kamis, 13 November 2025 sore. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

“Kami mulai dari Jawa Tengah dan Yogyakarta karena industrinya cukup besar, ada Kawasan Industri Batang, Kendal, Semarang, dan Jogja. Setelah ini kami lanjut ke Surabaya, Makassar, Batam, dan terakhir ke Jababeka,” ungkapnya.

Dengan pola roadshow seperti ini, ia berharap Kemdiktisaintek bisa memetakan kebutuhan nyata dunia usaha di setiap daerah.

Gunakan skema co-funding, Kemdiktisaintek ungkap bantuan penelitian bisa tembus Rp2 miliar per tahun

Yos menuturkan, model pendanaan Ajakan Industri 2026 menggunakan sistem co-funding, yakni kolaborasi pembiayaan antara pemerintah dan pihak industri.

Dalam skema ini, industri ikut menanggung sebagian biaya riset dalam bentuk dana tunai maupun dukungan non-finansial.

“Biasanya industri enggan mengeluarkan biaya untuk R&D karena risikonya tinggi, di sini kami bantu lewat skema bersama. Misalnya, peneliti dapat Rp100 juta dari kami, industri wajib kontribusi 50% dalam bentuk in kind dan 10% in cash,” jelas Yos.

Dukungan in kind dapat berupa pemakaian alat, laboratorium, tenaga ahli, atau bahan penelitian. Beberapa proyek bahkan bisa memperoleh hingga Rp2 miliar per tahun, tergantung kebutuhan industri.

BACA JUGA: Gandeng BPBD Buleleng, UKSW Kembangkan Riset GeoAI Hybrid: Mitigasi Kebencanaan Pesisir

Namun, Yos menegaskan riset yang masuk program ini bukan riset dasar. Hanya penelitian dengan tingkat kesiapterapan teknologi (TKT) 7–9 yang bisa mengikuti seleksi.

“Kalau teknologinya masih terlalu dasar, industri akan kesulitan karena tidak bisa menunggu riset jangka panjang,” katanya.

Lebih jauh, Kemdiktisaintek menargetkan agar hasil penelitian kampus tidak lagi berhenti di jurnal atau laporan akhir. Melalui Ajakan Industri 2026, Yos ingin mempercepat transformasi riset menjadi produk siap pakai.

“Kami tidak ingin hasil riset hanya jadi arsip atau paper. Penelitian adalah akumulasi pengetahuan yang seharusnya bernilai komersial dan berdampak bagi masyarakat,” tutup Yos. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan