Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya tentang budaya, tetapi juga mengandung unsur spiritualitas dan sosial.
“Kelurahan Jomblang termasuk wilayah rawan bencana. Maka dari itu, kami adakan doa bersama, memohon keberkahan dan keselamatan untuk seluruh warga,” tambahnya.
Setelah kirab dan doa bersama, puncak acara digelar malam harinya, yaitu Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk dengan lakon “Semar Mbangun Khayangan”.
Adapun sebagai dalang yakni Ki Dasuki, Ki Dri Yanto, dan Ki Slamet Riyanto. Suasana Bundaran Taman Cinde kembali padat oleh warga yang duduk lesehan, menikmati kisah pewayangan.
Ketua LPMK sekaligus Ketua Panitia, Sutiyono, mengungkapkan kebanggaannya.
“Kami benar-benar bangga. Ini murni hasil swadaya masyarakat, dari warga untuk warga. Semua bergotong royong,” ujarnya.
Ia juga menyebut kegiatan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali. Bahkan beberapa RW secara sukarela membawa tumpeng masing-masing untuk dinikmati bersama, menambah semarak dan rasa kekeluargaan.
Pihak kelurahan berharap kegiatan Apitan bisa kembali menjadi agenda tahunan resmi.
Kini, Kelurahan Jomblang memiliki dua event budaya tetap, yakni “Jombang Bersholawat” dan “Apitan” yang sarat nilai tradisi dan spiritualitas. (*)
Editor: Elly Amaliyah