SEMARANG, beritajateng.tv – Produksi padi yang naik signifikan sepanjang awal 2025 disebut sebagai salah satu pemicu turunnya kemiskinan di Jawa Tengah.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Endang Tri Wahyuningsih mengungkapkan sektor pertanian kembali jadi andalan, bersanding dengan industri dan investasi, hingga angka kemiskinan turun jadi 9,48 persen.
“Kalau dibanding [kemiskinan] September 2024 yang 9,58 persen, sekarang Maret ini jadi 9,48 persen. Ini penurunan yang baik, dan tentu tak lepas dari penguatan sektor riil, khususnya pertanian dan industri,” ucap Endang saat beritajateng.tv konfirmasi, Rabu, 30 Juli 2025.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Jateng pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 1,8 persen, tertinggi kedua nasional setelah Maluku Utara.
“Kita kuat di industri, kontribusinya sekitar 33 persen. Tapi jangan lupa, pertanian juga luar biasa. Posisinya sekarang jadi sektor penyumbang ekonomi nomor dua, yang sebelumnya nomor tiga. Ini prestasi,” sambung Endang.
Produksi padi meningkat akibat penguatan pangan oleh pemerintah
Khusus sektor pertanian, Endang menyebut lonjakan produksi padi jadi penanda kuat.
“Produksi padi di triwulan I 2025 tercatat 2,19 juta ton gabah kering giling. Daripada triwulan sebelumnya yang 1,98 juta ton, ini naik signifikan. Kalau kita lihat lebih jauh, ini efek dari program penguatan pangan yang konsisten pemerintah provinsi jalankan,” papar Endang.
BACA JUGA: Kemiskinan Jateng di Urutan Kedua se-Pulau Jawa, DPRD Minta Pemuda Katolik Jawa Tengah “Gerak”
Endang menekankan pentingnya sinergi antarprogram dan antarwilayah. Ia menyebut keberhasilan ini bukan hanya milik satu sektor atau instansi.
“Enggak bisa sektor pendidikan jalan sendiri, kesehatan sendiri. Harus disinergikan, seperti yang disampaikan Pak Gubernur saat Rakor TKPKD. Semua kepala daerah, dari bupati sampai sekda, harus satu komando,” tegasnya.