Untuk rangkaian misa arwah kali ini, lanjut Rudy, tidak memiliki perbedaan mencolok dari misa biasanya. Hanya saja, ada ujub khusus untuk Paus Fransiskus. Di mana semua umat Katolik yang hadir bersama-sama mendoakan Paus Fransiskus.
“Kami semua umat Katolik khususnya di Paroki Gedangan bersama-sama mendoakan Bapa Suci. Untuk pujian-pujian nyanyi seperti misa requiem pada umumnya, mendoakan dan juga untuk istilahnya mengenang dari yang didoakan, terutama pada sore hari ini Bapa Suci,” paparnya.
Gereja St Yusup kenang kiprah Paus Fransiskus sebagai pemimpin umat Katolik
Sementara itu, Rm Benedictus Cahyo Christianto SJ mengenang kebaikan Paus Fransiskus selama masih hidup. Ia menyebut, Paus Fransiskus mencetak sejarah dengan menjadi imam Yesuit pertama.
“Dan yang menarik lagi adalah beliau menggunakan nama kepausan Fransiskus, Santo Fransiskus Asisi, ini membuka mata banyak orang,” katanya.
Menurut Rm Benedictus, Paus Fransiskus membawa keteladanan gereja yang penuh warna. Jika Paus Benedictus XVI sebelumnya membawa gereja katolik ke arah ortodoksi, Paus Fransiskus membawa gereja lebih dekat ke umat.
“Ketika Paus Fransiskus memulai masa kepausan, kami merasakan suatu kedekatan, merasa kelemahlembutan, keramahan tanpa jarak. Maka boleh dikatakan peran beliau sebagai jembatan,” bebernya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi