Scroll Untuk Baca Artikel
Feature

Kenang Sastrawan Prancis Kontroversial, AF Semarang dan Dekase Bincangkan Sosok dan Karya Milan Kundera

×

Kenang Sastrawan Prancis Kontroversial, AF Semarang dan Dekase Bincangkan Sosok dan Karya Milan Kundera

Sebarkan artikel ini
Milan Kundera
Alliance Francaise (AF) Semarang bersama Dewan Kesenian Semarang menggelar Bincang Buku dan Penulis: Milan Kundera, Sabtu, 26 Agustus 2023. (Fadia Haris Nur Salsabila/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Dalam rangka mengenang salah seorang sastrawan besar Prancis, Alliance Francaise (AF) Semarang bersama Dewan Kesenian Semarang menggelar bincang buku dan penulis Milan Kundera, Sabtu, 26 Agustus 2023. Acara itu sendiri berlangsung di Kantor AF Semarang, Jalan Dr. Wahidin No. 54, Kaliwiru, Candisari, Kota Semarang.

“Perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa,” tulis Milan Kundera dalam salah satu novelnya, The Book of Laughter and Forgetting atau Kitab Lupa dan Gelak Tawa.

Milan Kundera ialah seorang novelis Prancis kelahiran Ceko yang telah berpulang pada 12 Juli 2023 silam di Paris. Ia meninggal dunia pada usia 94 tahun.

“Milan Kundera dalam konteks kesastraan Prancis memberikan persepektif lain. Bagaimana kemudian selama ini sastra Prancis hanya diisi orang-orang Prancis yang bercerita tentang Prancis, atau pengalaman perjalanan orang Prancis keluar dari Prancis, dan si Milan Kundera memberikan persepektif lain,” ujar Sunahrowi, narasumber sekaligus dosen Sastra Prancis Unnes, selepas diskusi.

BACA JUGA: Terkesan dengan Kota Atlas, Komikus Asal Prancis Ini Bikin Sketsa Khusus Kota Semarang

Lebih lanjut, Sunahrowi mengatakan bahwa Kundera mewarnai dunia Sastra Prancis layaknya bunga-bunga yang bermekaran di taman kota. Sebab, Kundera datang dari Eropa Timur, sebuah negara yang pada saat itu sedang berkonflik.

Kundera sendiri berasal dari Cekoslowakia, negara yang saat itu tengah bergejolak akibat tuntutan reformasi politik. Karya Kundera memang tidak jauh dari kontroversial dan pemikiran kritisnya terhadap politik saat itu. Hal itu kemudian menyebabkan ia menerima penindasan politik sehingga ia harus pindah ke Prancis pada 1975.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan