“Kalau enggak ada pembatas jalan itu, mungkin bus langsung masuk ke selokan besar di bawah. Waktu berhenti pun, posisi bus miring dan pintu enggak bisa dibuka. Jadi kami keluar lewat jendela yang pecah,” jelasnya.
Armada Bus Tidak Sesuai Pesanan
Ia juga mengingat bahwa bus yang digunakan rombongan FKK Bendan Ngisor kali ini bukan armada langganan yang biasa mereka pakai setiap tahun. Kondisi bus, kata Solehat, tampak kurang terawat.
“Biasanya bus-nya bersih dan bagus. Tapi yang kemarin itu beda, kotor, terus plat nomornya katanya dari luar kota, bukan dari Semarang. Saya juga dengar dari teman-teman, bus yang datang enggak sesuai pesanan,” ungkapnya.
Solehat berharap, pengalaman pahit itu menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih memperhatikan kelayakan kendaraan dan keselamatan penumpang sebelum melakukan perjalanan jauh.
“Kami cuma ingin kegiatan seperti ini tetap ada, tapi tolong perhatikan keselamatan dulu. Jangan sampai ada korban lagi,” pungkasnya.
BACA JUGA: Suasana Rumah Duka Korban Kecelakaan Bus Wisata FKK Bendan Ngisor, Begini Kesaksian Kerabat
Kecelakaan tragis yang menimpa rombongan FKK Bendan Ngisor tersebut menewaskan empat orang dan melukai 32 lainnya. Pemerintah Kota Semarang melalui Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng bersama PT Jasa Raharja telah menyerahkan santunan kepada ahli waris korban meninggal dan memberikan jaminan biaya perawatan bagi para korban luka. (*)
Editor: Farah Nazila













