“Para seniman harus tetap semangat. Suatu saat zaman keemasan kesenian tradisional pasti datang lagi karena dunia terus berputar,” kata Sumanto.
BACA JUGA: Dorong Budidaya Ikan Beong, Sumanto: Kalau Bisa Dua Bulan Sudah Panen
Setiap tanggal 7 November, masyarakat Indonesia dan dunia memperingati Hari Wayang Dunia atau World Wayang Day. Peringatan tersebut menjadi momentum penting untuk mengenang dan melestarikan seni pertunjukan tradisional yang telah menjadi bagian dari identitas bangsa. Penetapan tanggal tersebut berawal dari pengakuan UNESCO terhadap Wayang Indonesia sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity atau Warisan Budaya Takbenda Dunia pada 7 November 2003.
Ketua Paguyuban Dalang Karanganyar, Ki Sulardiyanto Pringgo Carito mengatakan, rangkaian lakon Bharatayuda Jayabinangun merupakan perang karma. Dalam filosofi Jawa, kerap mendapat sebutan, “Sopo Sing Nandur Bakal Nggunduh”.
“Kali ini 23 dalang menampilkan cerita beruntun selama 30 jam. Karawitan kami siapkan 4 shift. Kami sudah siapkan fisik agar kuat pentas,” katanya.
Ia menambahkan, pentas tersebut menjadi perayaan global atas pengakuan dunia terhadap kesenian wayang. Sekaligus ajang konsolidasi dalang Karanganyar agar bisa terus berkreasi dan berkarya.
“Pentas spektakuler ini juga menjadi bentuk pelestarian terhadap kesenian wayang. Selain itu, menjadi sarana sosialisasi kepada generasi muda tentang warisan budaya dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya,” paparnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto













