Ia menilai kondisi itu menyerupai ketegangan era Gus Dur serta Kiai Ali Yafie, meskipun konteksnya berbeda.
Rekam jejak Yahya pada sejumlah forum internasional ikut menjadi sorotan dan makin memperuncing kritik dalam internal NU.
BACA JUGA: PBNU Inginkan PKB Kembali, Gus Yahya Ibaratkan Mobil Toyota Bermasalah yang Harus Diperbaiki
Situasi PBNU makin rumit karena hubungan renggang antara Tanfidziyah serta Syuriah berlangsung bersama ketegangan antara PBNU serta PKB. Basis massa NU yang sangat besar menjadikan kemelut ini ikut memengaruhi peta politik nasional.
“Kalau eskalasi terus naik, bukan mustahil muncul dorongan menuju Muktamar Luar Biasa,” ujar Hersubeno.
Pertanyaan besar sekarang menyangkut arah masa depan NU. Apakah pemimpin NU mampu memulihkan harmoni atau justru menyongsong babak baru perpecahan?
“Konflik ini bukan sekadar benturan personal. Ini ujian besar untuk masa depan NU serta posisinya dalam lanskap politik Indonesia,” tandasnya. (*)












