Khofifah memandang, bahwa usia ke 77 menjadi pertanda atau isyarat yang dalam Bahasa Jawa diartikan pitu maknanya pitulungan atau pertolongan. Pertolongan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada antara warga Muslimat NU hingga pertolongan dalam mengentaskan persoalan sosial ekonomi.
“Usia pitung puluh pitu atau tujuh ini memberi makna mendalam oleh Allah untuk memberikan pertolongan kepada seluruh Muslimat NU di Indonesia,” katanya.
Khofifah Indar Parawansa minta warga Muslimat santun dan bijak gunakan media sosial
Khofifah menegaskan, usia Muslimat NU yang ke 77 ini menjadi bentuk upaya dan berjuang untuk mengatasi persoalan perlindungan anak. Perlindungan terhadap hak-hak perempuan sampai dengan perjuangan mengatasi persoalan buruh migran khususnya yang perempuan.
“Muslimat harus menjadi bagian dari penguatan sekaligus memberikan berbagai solusi dari berbagai persoalan sosial yang terjadi,” jelasnya.
Khofifah juga berpesan kepada seluruh warga Muslimat NU untuk bijak dan santun dalam menggunakan media sosial yang ada. Seluruh warga Muslimat harus mengedepankan sikap persaudaraan baik Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Nahdliyiah, Ukhuwah Insaniyah hingga Ukhuwah Wathoniyah.
“Jangan mudah terprovokasi pada hasutan yang ada di media sosial yang berpotensi menganggu persaudaraan dan persatuan. Tolong ibu-ibu Muslimat menghindarkan dari hasutan seperti ini,” ujarnya.
Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen mengharapkan Harlah Muslimat ke 77 dapat memberi dampak positif dan image yang baik di tengah-tengah masyarakat. Salah satunya melalui syiar dakwah, dan mengaji yang menyejukkan bagi masyarakat.
Tak hanya itu, peran Muslimat di tengah-tengah masyarakat juga diharapkan dapat mewujudkan kesejukan di tengah gempuran informasi teknologi (IT) melalui saluran media sosial.
“Kami harap, Muslimat NU bisa menjadi jembatan untuk mempersatukan umat dan para tokoh bangsa. Saya yakin, sebagai organisasi perempuan terbesar Indonesia Muslimat bisa memberikan kesejukan serta membangun akhlak sekaligus pendidikan karakter daerah masing masing,” pungkasnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto