Hal tersebut karena ia berani mengkritik pemerintah Hindia Belanda yang hanya mengizinkan akses pendidikan untuk keturunan Belanda dan bangsawan.
Bahkan, ia percaya bahwa setiap orang memiliki hak untuk menerima pendidikan. Lebih dari itu, pendidikan dapat menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang cerdas, mandiri, bebas dari penjajahan.
Celakanya, kritik itu membuat Ki Hajar Dewantara dideportasi ke Belanda bersama Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo.
Sepulangnya dari Belanda, Ki Hajar Dewantara mendirikan “Tiga Serangkai” bersama dua temannya. Kemudian berdirilah lembaga pendidikan National Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Tinggi Nasional Tamansiswa.
Ki Hajar Dewantara kemudian merumuskan tiga semboyan yang digunakan dalam sistem pendidikan Indonesia sebagai berikut. Ing Ngarso Sung Tulodo, artinya “Ke depan guru harus memberi contoh atau contoh perbuatan yang baik”. Ing Madyo Mangun Karso, artinya “Di tengah-tengah atau di antara murid-murid, guru hendaknya menciptakan prakarsa dan gagasan”.
Tut Wuri Handayani artinya “Maka guru harus bisa memberi dorongan atau bimbingan”.
Demikian tentang Hari Pendidikan Nasional. Semoga Hari Pendidikan 2023 (*).