Sebelum mencapai Goa Kreo, empat orang dengan menggunakan kostum monyet akan melakukan tarian yang menghibur dan memberikan semangat kepada peserta.
Di belakang mereka, terdapat replika kayu jati yang melambangkan peran penting monyet dalam membantu Sunan Kalijaga dalam memindahkan kayu jati.
Ketika rombongan tiba di Goa Kreo, prosesi kirab mulai dengan doa-doa yang dipimpin oleh tokoh-tokoh adat, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.
Setelah prosesi doa selesai, acara berlanjut dengan anak-anak dari komunitas setempat mengenakan kostum monyet dan berpartisipasi dalam perayaan dengan tarian yang menggambarkan peran monyet dalam membantu Sunan Kalijaga.
Setelah prosesi selesai, gunungan-gunungan berisi berbagai hidangan tradisional, termasuk “Sego Kethek” atau nasi monyet, di bagikan kepada para monyet sebagai simbol rasa terima kasih.
Sego Kethek berisi nasi yang dibungkus dengan daun jati dan diisi dengan sayuran, tahu, dan tempe.
Dalam prosesi sesaji rewanda tersebut juga terdapat gunungan. Gunungan tersebut bisa mencapai tinggi sekitar 2,5 meter, menciptakan pemandangan yang mengesankan.
Selama pembagian gunungan, semua yang hadir, termasuk para monyet, bergabung dalam perayaan ini, menciptakan atmosfer persatuan yang menguatkan makna perayaan Sesaji Rewanda. (*)
Respon (1)