Berangkat dari pengalaman tersebut, Arvin kemudian menemukan solusi agar bisa panen setiap musim.
“Makanya tercetuslah kita coba yang modern, pakai teknologi yang bisa panen sepanjang waktu, akhirnya kita coba pakai greenhouse ini dengan komoditi buah melon” imbuhnya.
Sempat Rugi Miliaran dalam Mengembangkan Laguna Greenhouse
Laguna Greenhouse pertama kali dibuka pada tahun 2017 lalu, tepatnya di Kudus. Resmi beroperasi pada tahun 2018, nyatanya Arvin tak lantas menemukan formula yang tepat untuk mengembangkan pertanian modern.
Ia bahkan mengaku mengalami tahapan trial and error hingga empat tahun pertama. Kerugiannya pun tak main-main, mencapai miliaran rupiah.
“Kita operasional cost tiap bulan jalan terus, mau rugi mau untung harus bayar karyawan. Hingga empat tahun pertama rugi miliaran,” ucapnya.
Berbekal keyakinan atas kebutuhan pangan yang akan semakin tinggi di masa depan, Arvin mencoba bertahan. Hingga akhirnya pada akhir 2021 bisnis Laguna Greenhouse mulai stabil. Yang kemudian membuat Arvin yakin untuk membuka cabang di Kota Semarang.
BACA JUGA:Atasi Krisis Pangan, Gerakan Maju Tani Akan Cetak 10 Juta Petani Digital
“Saat ini persebaran barang kita di Pulau Jawa dan Bali. Sementara panen setiap 9 hari sekali, satu kali panen bisa 7 hingga 8 ton,” jelasnya.
Untuk harga, melon hasil produksi Laguna Greenhouse diberi harga sekitar Rp 40.000 hingga Rp 45.000 per kilogram.(*)
Editor: Farah Nazila