Sang ayah merantau ke luar kota untuk bekerja menjadi buruh serabutan, hasilnya belum mampu mencukupi kebutuhan kakak beradik tersebut.
Sopyah yang sejatinya adalah seorang perempuan, memutuskan rela berprofesi menjadi buruh kuli bangunan. Hal ini pula yang membuat penampilannya seperti laki-laki. Dia rela memotong pendek rambutnya hingga menyerupai anak lelaki agar bisa diterima bekerja sebagai kuli buruh.
BACA JUGA: Viral Biksu Thudong Saling Doa di Masjid Temanggung, Ketua MUI: Potensi Penistaan Agama
Upah Sopyah sebagai kuli bangunan pun ia terima perhari. Kisaran Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.
Ide menyamar menjadi laki-laki itu pun Sopyah lakukan sejak ia mengalami penolakan bekerja. “Pertama, waktu rambut masih panjang. Ditolak (bekerja sebagai kuli),” katanya.
Dari sana, ia kemudian memotong rambut panjangnya dan mulai bekerja sebagai kuli bangunan.
Sopyah mengaku tidak masalah ikut kerja kasar meskipun ia adalah seorang perempuan. Saat menjadi kuli bangunan, apa pun yang disuruh semua dilakukan, seperti mengangkut semen, mengaduk semen, dan lain sebagainya.
Perihal hubungannya dengan ayahnya yang ia ketahui tinggal di Jawa Tengah, masih Sopya lakukan meski jarang. Yakni dengan menghubungi nomor telepon teman ayahnya. (*)