PEKANBARU, beritajateng.tv – Kisah memilukan datang dari seorang perempuan asal Pekanbaru, Riau, bernama Romayana. Sejak berusia lima tahun, ia menjadi korban pelecehan dan kekerasan oleh kakeknya sendiri, orang yang seharusnya melindungi, justru menjadi pelaku utama penderitaannya selama 12 tahun.
Dalam podcast Denny Sumargo yang tayang baru-baru ini, Romayana menceritakan bagaimana masa kecilnya terwarnai pelecehan, pemukulan, dan perundungan dari orang-orang terdekat, bahkan dari keluarganya sendiri.
“Aku enggak tahu mulai usia berapa tepatnya kakekku cabuli. Tapi aku ingat itu masih sangat kecil, sekitar umur lima atau enam tahun,” ujar Romayana dengan suara lirih dalam podcast tersebut.
Romayana merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Saat kedua orang tuanya sibuk bekerja dan kerap pergi ke luar kota, ia dan saudara-saudaranya orangtuanya titipkan di rumah kakek-nenek dari pihak ayah. Di sanalah mimpi buruk itu bermula.
BACA JUGA: Skandal Unsoed: Psikolog Tegaskan Ketimpangan Kuasa Picu Kekerasan Seksual di Kampus
Setiap hari, Romayana kecil harus menghadapi kekerasan fisik maupun verbal. Ia mengaku kerap dipukul dengan tali pinggang, kayu, hingga dilempari batu hanya karena kesalahan kecil seperti tidak mencuci piring.
“Kalau enggak cuci piring bisa langsung dipukul. Kami sering diusir dari rumah, tapi nanti dijemput lagi. Rasanya kayak enggak berharga, tapi di bawa pulang lagi,” kenangnya penuh perih.
Di balik kekerasan fisik itu, sang kakek juga melakukan pencabulan berulang kali terhadapnya. Bahkan, pelecehan itu terjadi hampir setiap hari.
“Kakek ngelakuin pencabulan itu tiap hari ke aku,” ucapnya tegas, menahan emosi.
Meskipun keluarganya sempat melapor ke polisi, penderitaan Romayana tidak berhenti. Setelah ayahnya masuk bui, ia kembali tinggal di rumah sang kakek dan lingkaran kekerasan pun terulang lagi.