Sementara itu, Samuel menggambarkan figur Mbak Wati sebagai sosok tegas namun penuh kasih.
“Dalam ingatan saya, dia selalu tegas tapi sangat sayang. Dia mengurus kami sejak saya kecil, mengajar, memasak, mengantar tidur, bahkan memisahkan saat kami bertengkar, semua dilakukan dengan hati,” katanya.
BACA JUGA: Jelang Nataru, Bandara Ahmad Yani Semarang Buka Penerbangan ke Singapura Mulai Desember 2025
Ia pun mengungkap momen terakhir sebelum Mbak Wati pulang ke Indonesia pada 2010.
“Waktu itu saya harus berangkat wajib militer, jadi tidak sempat mengantarnya ke bandara. Saya masih menyimpan selfie terakhir kami, foto yang sangat berarti,” kenangnya.
Keluarga ini mencari keberadaan Mbak Wati karena mereka ingin mantan pekerja rumah tangga itu hadir di pernikahan Samuel.
“Januari 2026 adalah hari pernikahan saya di Singapura. Akan sangat berarti jika Mbak Wati bisa hadir melihat kami yang ia besarkan sejak kecil,” ujar Samuel.
Samuel juga memiliki alamat yang dulu ditulisnya di sebuah kertas “Gawtengang”. Namun, ia tidak bisa menemukan alamat itu di Google. Kemungkinan, “Gawtengang” ialah ejaan dari “Jawa Tengah”.
Ia pun sempat mendapatkan informasi bahwa Mbak Wati saat ini menjadi pengasuh lansia di daerah Sampangan, Kota Semarang. Namun, ia tidak sepenuhnya yakin akan kebenaran informasi tersebut.
Ciri-ciri Susilowati (Mbak Wati)
- Perkiraan usia: 60 tahun ke atas;
- Asal: Semarang, Jawa Tengah;
- Tempat lahir: Pati;
- Nama panggilan: Wati / Mbak Wati / Susilowati;
- Bekerja di Singapura pada 1994–2010.
Keluarga Felicia dan Samuel berharap informasi apa pun dari masyarakat dapat membuka jalan untuk menemukan kembali sosok yang telah membesarkan mereka.
Bagi pembaca yang mengenal atau memiliki informasi tentang Mbak Wati atau Susilowati dapat mengubungi Facebook Samuel Caleb Wee. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













