Saat ini, kata Osi, terdapat enam divisi yang masing-masing memiliki anggota dan tugasnya sendiri. Keenam divisi tersebut antara lain Divisi Sosial dan Alam, Seni dan Kreatif, Jelajah dan Survey, Keamanan dan Satwa-Paspamwa, Srikandi, dan Perlengkapan.
“Kami kerjaannya nggak hanya penjelajah angker, tapi juga sosial itu tadi. Mengumpulkan anak-anak komunitas yang lain
untuk kegiatan sosial seperti bagi takjil misalnya,” imbuhnya.
Komunitas Semarangker larang anggota melamun saat ikut tour
Sementara itu, salah satu tempat yang paling Osi ingat adalah ketika menjelajahi eks Hotel Sky Garden Semarang. Bersama Semarangker, Osi mengaku timnya tidak menghadapi pengalaman horor yang serius pada tempat itu.
Padahal, menurut mitos yang beredar, eks Hotel Sky Garden memiliki banyak penunggu yang kerapkali menyebabkan pengendara yang melintas terlibat kecelakaan.
“Mitosnya gitu, di kolam renangnya hotel mitosnya penunggunya ada disitu, seperti pohon gede. Tapi kami kesana kok nggak pernah ketemu,” jelasnya.
BACA JUGA: Film Horor Waru Adaptasi Novel Best Seller Akan Tayang di 8 Negara, Termasuk Indonesia?
Selain itu, ia juga pernah terlibat dalam penjelajahan Semarangker di Lawang Sewu. Sedangkan terbaru, ia juga turut bergabung dalam penjelajahan di Kota Lama.
“Di Kota Lama menyusuri belakang gedung akar besar. Mitosnya ada nonik-nonik Belanda, kebetulan saya ketemu kemarin. Nggak utuh full kelihatan semua, tapi mukanya hancur separuh,” ucapnya.
Sering mengikuti penjelajahan tempat mistis, Osi kemudian memberikan beberapa wejangan. Khususnya bagi masyarakat umum yang ingin mengikuti Semarangker Tour.
“Nggak boleh laper, harus kenyang, nggak boleh ngelamun. Nggak boleh berimajinasi ngeliat apa-apa, nanti masalahnya mereka akan membentuk simulasinya,” ujarnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto