Namun, ia mengaku tetap khawatir karena kondisi desa-desa di pinggir kota rusak parah dan banyak warga terdampak berat.
Penghasilan Orang Tua Terhenti, Hidup Mengandalkan Tabungan
Ayah Yudha bekerja sebagai tenaga honorer, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga. Namun sejak bencana terjadi, aktivitas ekonomi di daerah tersebut berhenti total.
“Orang tua sama sekali tidak bisa bekerja. Mereka hanya bertahan dari tabungan yang tersisa dan menunggu bantuan logistik pemerintah,” kata Yudha.
Putusnya komunikasi membuat Yudha tidak dapat menerima biaya hidup maupun biaya kuliah dari orang tuanya. Kondisi itu memaksanya meminjam uang dari teman-temannya di Semarang.
“Pastinya terganggu biaya kos dan kuliah. Saya minjam ke teman-teman karena enggak tahu lagi mau cari ke mana. Kita di perantauan benar-benar bingung,” jelasnya.
BACA JUGA: Dari Aceh hingga Jawa Tengah, Ini Jadwal dan Cara Ikut Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor
Bencana yang memutus seluruh jalur darat membuat rencana mudik Yudha menjelang lebaran terancam batal.
“Kemungkinan besar tetap pulang. Biar bisa bantu keluarga. Tapi aksesnya kan sekarang susah sekali,” pungkasnya. (*)
Editor: Farah Nazila













