Jateng

Kisah Pesantren Raudlotul Qur’an Kauman: Dari Langgar Kecil Tahun 1952, Lahirkan Ratusan Hafiz

×

Kisah Pesantren Raudlotul Qur’an Kauman: Dari Langgar Kecil Tahun 1952, Lahirkan Ratusan Hafiz

Sebarkan artikel ini
Raudlotul Qur’an
Suasana Pondok Pesantren Raudlotul Qur'an Kauman Semarang. (Yuni Esa Anugrah/beritajateng.tv)

Menariknya, biaya mondok di pesantren ini hanya Rp80 ribu per bulan, yang sudah termasuk beras enam kilogram.

BACA JUGA: Tegaskan Pesantren Siap Jalankan MBG, PWNU Jateng: Terbiasa Masak untuk Ribuan Santri Tiap Hari

Sejak K.H. Ma’sum menggantikan ayahnya pada tahun 2005, Pesantren Raudlotul Qur’an lantas berkembang pesat.

Dari hanya tiga asrama, kini pesantren tersebut telah memiliki lebih dari 25 asrama santri di kawasan Kauman Semarang, semuanya berada di bawah satu kepemimpinan.

Pesantren ini juga terkenal karena kekompakannya karena tidak ada cabang yang memisahkan diri meski berbeda lokasi.

“Semua tetap satu nama, satu pimpinan, satu aturan. Ini yang dianggap unik dan pernah mendapat penghargaan,” tutur Kiai Ma’sum.

Lahirnya Gagasan Kauman Kampung Qur’an

Dari sinilah muncul gagasan besar Kauman Kampung Qur’an, konsep kawasan religius tempat masyarakat bisa belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an, mirip dengan Kampung Inggris di Pare, Kediri.

“Kalau ingin belajar bahasa Inggris, orang pergi ke Pare. Kalau ingin belajar Al-Qur’an, datanglah ke Kauman,” ucap K.H. Ma’sum tersenyum.

Selama lebih dari tujuh dekade, Pesantren Raudlotul Qur’an telah melahirkan ratusan hafiz yang kini menjadi pengajar Al-Qur’an di berbagai daerah Indonesia bahkan Malaysia.

“Dari 400 hafiz yang lahir di sini, banyak yang kini membuka pesantren sendiri. Itu seperti pohon yang terus bercabang membawa manfaat,” ungkap Kiai Ma’sum penuh syukur. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan