Hingga akhirnya ia mendapatkan ilmu menjadi pengrajin kaki palsu. Tepatnya tahun 2023 lalu.
“Saya kursus langsung mendatangkan kawan difabel yang sudah sukses menjadi pengrajin kaki palsu dari luar kota. Seminggu lebih saya mendalami cara-caranya. Alhamdulillah akhirnya cepet nyantolnya. Dan sudah bisa buka bengkel bareng kawan lainnya sampai sekarang ini,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Ratusan Perupa Lintas Jateng Ikuti OTS di Wonosobo, Termasuk Difabel Berbakat
Dalam prosesnya, ia sudah menerima sejumlah pesanan. Rata-rata sebulan sekali mendapati pesanan kaki palsu.
“Sebulan paling tidak sekali. Karena memang butuh agak lama penyelesaiannya. Seminggu hingga dua minggu lah,’’ ucapnya.
Dalam produksi dan penjualannya ia mendapat bantuan teman-temannya yang juga difabel Blora. Mereka juga memiliki jejaring antar kota untuk menerima pesanan-pesanan tersebut.
“Kalau ini pembuatannya juga mendapat bantuan Baznas setempat. Jadi hasilnya juga sharing. Satu kaki palsu harganya Rp 5 juta-an,’’ ucapnya.
Selain itu, ia juga membuka usaha potong rambut yang menjadi pekerjaan kesehariannya. Keuletannya tersebut karena ia masih ingin membuat ibunya bangga.
‘’Saya akhirnya ini kan tinggal sama ibu saya di rumah. Beliau juga kerja. Jadi sama-sama cari rezeki agar kompor di rumah tetap menyala. Kalau sudah seperti ini, akhirnya sehidup semati akhirnya sama ibu juga kan?’’ ujarnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto